Oleh: Wawan pada 2025-05-04 21:59:12 | Diperbarui: Wawan pada 2025-06-12 15:32:16
Bagikan: Facebook | Twitter | Whatsapp | Linkedin Kunjungan: 37
Saat dituntut membangun sebuah website sekolah beberapa tahun silam, saya dihadapkan pada pilihan: Dedicated Hosting ataukah Share Hosting. Karena lebih murah, pilihan dijatuhkan pada Share Hosting saja. Saat itu yang saya pahami Dedicated Hosting itu ibarat mengontrak sebuah rumah, sedangkan Share Hosting ibarat menyewa kamar kos di sebuah rumah. Beberapa tahun kemudian saya mulai berani melangkah menyewa VPS Hosting untuk kebutuhan membangun website.
Share hosting berarti beberapa website ditempatkan pada sebuah server fisik yang sama, sehingga para pengguna layanan harus berbagi sumberdaya seperti CPU, RAM, dan Storage (penyimpanan). Jadi, semisal ada salah satu website yang terlalu menguras sumberdaya, maka website-website lainnya akan terganggu.
Tidak demikian halnya dengan VPS Hosting. Berkat teknologi virtualisasi, sebuah server fisik dapat dibagi menjadi beberapa server virtual yang setiap server virtual itu memiliki sumberdayanya masing-masing. Ketika ada salah satu website menggunakan sumberdaya berlebih, hal itu tidak akan mengganggu website lainnya.
Ketika memilih Share Hosting, kita hanya perlu menginstalasi website dan kemudian fokus pada pengelolaan kontennya, karena fasilitasnya sudah disiapkan oleh provider. Beda halnya ketika memilih VPS Hosting, kita harus menginstalasi sendiri sistem operasinya, software web server, software database, PHP, serta menginstalasi script websitenya itu sendiri. Intinya, dibutuhkan pemahaman yang mamadai tentang komputer secara teknis.
Anda tamu ke: